Social Icons

Pages

Tampilkan postingan dengan label Kuliah biologi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kuliah biologi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 15 Mei 2012

Batang Gymnospermae (berbiji terbuka)

Batanga Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka memiliki  anatomi dan perkembangan jaringan primer dan sekunder yang sama seperti batang dikotil. secara anatomi, xilem batang Gymnospermae terutama terdiri dari trakeid dan noktah ladam. tidak dijumpai jari-jari xilem, trakhea dan serabut kayu. Floem pada batang Gymnospermae umumnya terdiri daari pembuluh tapis dan dan parenkim floem, sel pengiring Floem tidak ada. Pada kebanyakan Gymnospermae umumnya dijumpai saluran resin pada korteks.

Tipe pembuluh pada Gymnospermae adalah Kolateral terbuka dimana terdapat kambium diantara xilem dan floem, tipe stelenya yaitu Diktiostele dimana Floem mengelilingi xilem (Amfikribal), silender pembuluh terbagi oleh celah daun (polypodium).


Batang gymnospermae diwakili oleh Pinus sp.. Pinus termasuk ke dalam tumbuhan Conifer. Sistem pembuluh gymnospermae adalah silinder bercelah, dan di bagian tengahnya terdapat empulur. Empulur terdiri dari jaringan agak seragam, terutama parenkim dengan susunan longgar.  Tipe berkas pembuluh  konsentris amfikribal. Konsentris amfikribal artinya adalah perbuluh terbentuk dengan susunan xylem dikelilingi floem. Pada floem primer tidak terbentuk pada bagian tepi dan tidak ditemukan adanya endodermis. di muka celah daun , jaringan sekunder dibentuk secara bertahap sehingga parenkin celah menonjol ke arah xilem sekunder yang dibentuk sejak awal. Xilem primer mungkin masih dapat dilihat di dekat empulur, namun floem primer sudah hilang, Jika floem primer yang rusak masih terlihat , maka dapt ditentukan batas antara floem dan korteks. Jika tidak maka batas tidak terlihat karena tidak ada serat floem primer yang dapat digunakan sebagai batas. Korteks berisi saluran Harsa (Resin), yang membesar tangensial sejalan dengan bertambahnya keliling batang. Periderm pertama terbentuk di bawah epidermis dan bertahan sebelum diganti beberapa tahun kemudian.

berkas pembuluh pada preparat awetan pinus, dengan urutan dari luar : epidermis, korteks(terdapat saluran2 hars(resin)), floem, kambium (tidak begitu jelas), xilem, dan empulur.
Letak Resin terdapat  pada Korteks dan Xilem, terlihat seperti lubang-lubang yang cukup besar.
pada pinus dewassa akan ditemukan lingkaran tahun yang berasal dari aktivitas xilem sekunder, Lingkaran tahun ini adalah lingkaran berlapis yang konsentris menggambarkan pertumbuhan satu musim(meliputi masa dorman dan masa tumbuh), pada saat musim hujan sel yang terbentuk akan berukuran lebih besar dibanding ketika musim kemarau. Mengapa demikian? pada musim hujan kadar air yang berada di tanah meningkat, begitu juga dengan penyerapan yang dilakukan oleh tumbuhan.


DAFTAR PUSTAKA
Hidayat, Estiti B . 1995 . Anatomi tumbuhan berbiji . Bandung : Penerbit ITB
Purnobasuki , Heri dkk. 2010 . Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan . Surabaya : Airlangga University Press

Sabtu, 12 Mei 2012

klasifikasi tumbuhan

bagi teman - teman yang mau tahu Klasifikasi Tumbuhan atau sekedar mau tahu nama latin tumbuhan yang nancap di Bumi, biasanya sih buat melengkapi laporan anak-anak biologi.
silahkan Klik di bawah

http://www.plantamor.com

sepertinya sudah lengakap..
ayo kita gali dan cari...
semoga bermanfaat
:)

Selasa, 08 Mei 2012

Batang Monokotil

Batang monokotil memiliki jaringan primer yang terdiri dari meristem Apikal (misalnya meristem yang ada di apeks pucuk utama atau di pucuk akar) dan meristem Interkalar (meristem yang merupakan turunan dari meristem apeks sewaktu tumbuhan sedang tumbuh, dipisahkan dari apeks oleh daerah sel yang lebih dewasa, meristem ini terletak di ruas batang).

sistem pembuluh pada monokotil terdiri dari berkas yang tersebar seperti tidak beraturan yang jelas terlihat pada penampang melintang. misalnya pada batang tumbuhan jagung (Zea mays)

Keterangan :
Lapisan terluar batang jagung disusun oleh satu lapis epidermis. Daerah korteks batang jagung sempit. Daerah korteks batang jagung terdiri dari 2 sampai 3 lapis sklerenkima yang terdiri dari sel-sel serabut sklerenkima yang berlignin dan satu sampai dua lapis sel parenkimatik. Batas daerah korteks dengan silinder pusat tidak jelas. Ukuran sel-sel parenkima semakin ke dalam semakin besar. Berkas penngangkut yang bertipe kolateral tertutup fibrovaskuler tersebar di antara sel-sel parenkima. Ukuran berkas pengangkut semakin ke dalam semakin besar. Ciri khas pada berkas pengangkut batang jagung, xilem terdiri dari dua trakea besar kemudian dihubungkan dengan satu buluh cincin dan di antara floem dan xilem ditemukan ruang reksigen. Serabut sklerenkima mengelilingi seluruh berkas pengangkut. Tipe stele pada batang jagung disebut ataktostele.

Pada beberapa dikotil , sistem berkas yang tersebar juga ditemukan pada familia Nymphaeceae, Ranunculaceae dan Berberidaceae.

Pada Poaceae terdapat dua macam susunan berkas pembuluh. Yang pertama adalah berkas pembuluh dalam dua lingkaran : Lingkaran luar terdiri dari barkas ramping dan lingkaran dalam terdiri dari berkas tebal seperti pada Triticum, Hordeum, Avena dan Oryza . Yang kedua adalah berkas pembuluh yang tersebar di seluruh batang seperti Sorghum, Saccharum, dan Zea . Berkas pembuluh tersebut bersifat kolateral dan dikelilingi seludang sklerenkim. 

Xilem dan Floem pada batang monokotil terdiri dari elemen-elemen yang sama seperti batang dikotil, tetapi memiliki proporsi yang berbeda dari berbagai elemen-elemen tersebut.

Ikatan pembuluh pada batang monokotil umumnya tersebar, tetapi pada beberapa spesies ikatan pembuluh menyusun "Hollow Cylinder"  seperti pada batang dikotil. Tipe ikatan pembuluh pada batang monokotil bertipe kolateral tertutup atau amphifasal tertutup yang umumnya dibungkus oleh sarung sklerenkim. sedangkan tipe stele batang monokotil adalah Ataktostele.

daftar pustaka :
http://e-learning.um.ac.id
Hidayat, Estiti B . 1995 . Anatomi tumbuhan berbiji . Bandung : Penerbit ITB
Purnobasuki , Heri dkk. 2010 . Petunjuk Praktikum Anatomi Tumbuhan . Surabaya : Airlangga University Press