Rasulullah SAW telah menerangkan kepada kita tentang bahaya
banyak tertawa, yaitu dapat melenyapkan fungsi hati, dimana bisa berubah dari
hidup menjadi mati.
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah engkau memperbanyak
tawa, karena sesungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati”
Yang dimaksud dengan mematikan hati adalah menjadikan hati
lalai untuk mengingat Allah SWT dan lalai kepada kehidupan akhirat; apabila
hati manusia lalai dalam mengingat Allah SWT, maka sesungguhnya kematian lebih
dekat kepadanya daripada kehidupan.
Dibolehkan
bagi seorang mukmin untuk tertawa dan bersenda gurau dengan sahabat-sahabatnya,
sebab Rasulullah SAW pun bersenda gurau dengan sahabat-sahabat beliau, sebagai
mana disebutkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi SAW bersabda:
“Wahai
yang memiliki dua telinga.” Ini adalah canda Rasulullah SAW kepada Anas ra.
Dan
dari Anas ra bahwa Rasulullah SAW menyuruh kepada seorang pria untuk
menunggangi anak unta, maka orang itu berkata: “Apa yang akan saya perbuat
terhadap anak unta betina ini? Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Bukankah unta
betina itu akan melahirkan unta jantan”.
Bagi
orang-orang yang memperhatikan kehidupan Rasulullah SAW maka ia akan mengetahui
apa yang ia cari bahwa Rasulullah SAW adalah pribadi yang suka senda gurau dan
tawa. Akan tetapi beliau bukanlah pribadi yang banyak tertawanya sebagaimana
yang diriwayatkan dari Jabir bin Samrah ra, ia berkata: “Bahwa pada kedua betis
Rasulullah SAW terdapat kehalusan dan bahwa beliau tidak tertawa kecuali
tersenyum”.
Rasulullah
SAW dalam senda guraunya tidak berkata-kata kecuali kebenaran, sebab seorang
mukmin perlu menghibur diri untuk mengusir kejenuhan dan untuk memperbaharui
semangat, para sahabat Rasulullah SAW sering berkumpul hingga mereka saling
tertawa dan senda gurau antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan bersenda
gurau yang berlebihan, melebihi batas yang diperlukan maka ini merupakan
kesungguhan, dan hal ini memberi pengaruh besar terhadap perilakunya hingga
kehidupannya berubah menjadi cemoohan terhadap dirinya sendiri.
Orang
yang konsisten hendaknya bersikap serius dalam menghadapi perkara-perkara
hidupnya, tahu waktu untuk bersenda gurau dan setiap sesuatu ia laksanakan
sesuai dengan kebutuhan agar tidak berlebih-lebihan dan juga tidak melalaikan.
Apabila seorang yang konsisten berbiasa untuk tertawa dan bersenda gurau maka
hatinya pasti menjadi keras, sebagai akibatanya adalah bila dinasihati maka
tidak akan berguna baginya nasihat itu di dalam kehidupannya, apabila
diingatkan maka ita tidak pernah sadar karena hatinya terlanjur dipenuhi canda,
gurau dan tawa, hingga menjadikannya lemah.
Bahkan
sebagian ada yang berlebihan dalam hal ini hingga senda gurau itu menjurus pada
perbuatan dosa-dosa besar, menghina saudara-saudara muslim dan memperolok-olok
mereka hanya untuk mendapatkan tawa dari teman-temannya lalu senda gurau itu
berkembang pada perbuatan dusta untuk mendapatkan tawa dari khalayak.
Rasulullah SAW bersabda:
“Celakalah
bagi orang yang berbicara lalu berdusta agar orang lain tertawa, celakalah
baginya dan celakalah baginya”.(HR Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Imam
Al-Manawi dalam kitab Faidh Al-Qadhir berkata:
“Kalimat:
“Celakalah baginya”, Rasulullah SAW ulang-ulang hingga tiga kali, sebagai
pernyataan besarnya azab orang itu, karena perbuatan semacam itu merupakan
sumber dari perbuatan hina dan merupakan sumber dari segala perbuatan
memalukan, maka jika perbuatan dusta itu dipadukan dengan perbuatan untuk
memancing tawa manusia yang dapat mematikan hati dan menyebabkan manusia lupa
akan dirinya serta dapat menyebabkan sikap kasar maka perbuatan itu adalah
keburukan yang paling buruk”
Maka
sederhana bercanda adalah suatu perkara yang sangat penting khususnya dalam
kehidupan manusia yang konsisten karena ia membutuhkan sikap serius dan karena
jalan yang ia tempuh menuntut seperti itu.
Tertawa
dan Menangis
25
February 2009 No Comment
Alloh
berfirman, “Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS. An Najm :
43)
Ayat
suci ini menunjukkan kepada kita mukjizat ilmiah pada proses tertawa dan
menangis. Akal yang dikaruniakan oleh Alloh kepada manusia mampu merasakan
hal-hal yang dapat membuatnya tertawa atau menangis. Manusia merupakan
satu-satunya makhluk yang dapat tertawa dan menangis. Ia akan tertawa jika
mendengar atau melihat hal-hal yang membuatnya tertawa : gembira dan melihat
azab ditimpakan kepada musuhnya.
Maka
dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu…. (QS. An
Naml : 19)
Banyak
muka pada hari itu berseri-seri, tertawa, dan gembira ria. (QS. ‘Abasa : 38-39)
Maka
pada hari ini, orang-orang yang beriman menertawakan orang-orang kafir. (QS. Al
Muthaffifin : 34)
Sesungguhnya
orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya (di dunia) menertawakan
orang-orang beriman. (QS Al Muthaffifin : 29)
Tangis
manusia dapat disebabkan oleh rasa takut, ngeri, khusyuk, rasa sakit, dan
penyesalan.
…Apabila
dibacakan ayat-ayat Alloh Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka
menyungkur dengan bersujud dan menangis. (QS Maryam : 58)
Dan
mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah
khusyuk. (QS Al Isra’ : 109)
Maka
hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak sebagai pembalasan dari
apa yang selalu mereka kerjakan. (QS At Taubah : 82)
Menangis
adalah sarana pertama yang dipakai oleh seorang bayi untuk menghadapi kehidupan
ini. Ketika berada di dalam perut ibunya, dua paru-parunya tertutup karena
sirkulasi darah pada tubuhnya berjalan melewati celah pada jantung yang disebut
“celah telur” menuju ke paru-paru ibu secara langsung tanpa melewati
paru-parunya. Dua paru-paru ini baru mulai dipakai ketika anak itu menangis
ketika dilahirkan. Tangisan ini menutup celah pada jantungnya dan membuka
sarang dadanya sehingga darah pun segera mengalir ke paru-parunya yang sudah
terbuka akibat tangisan tersebut, kemudian udara masuk dan mulailah proses
pernapasan normal.
Para ilmuwan berpendapat kesedihan dan bencana yang
menimpa manusia menyebabkan sinyal-sinyal listrik yang kuat sampai ke otak dan
akan dikirim oleh urat saraf ke setiap organ tubuh hingga berpengaruh pada
fungsinya dalam kadar yang bermacam-macam. Jika sinyal itu sampai ke jantung,
akan menyebabkan perubahan pada debarnya, bahkan kadang-kadang mengakibatkan
kematian mendadak. Jika sampai ke hati, akan mengacaukan proses asimilasi yang
mengakibatkan sakit gula. Jika sampai ke perut, akan menyebabkan rasa sakit dan
kontraksi, menambah kadar keasaman, dan mungkin mengakibatkan terjadinya bisul
di dalam perut. Jika sampai ke empedu, akan menimbulkan kontraksi pada saluran
empedu dan mengurangi kemampuannya mengekskresi perasaannya hingga menyebabkan
pengendapan garam dan pembentukan batu pada pundi-pundi empedu. Jika
sinyal-sinyal listrik yang ditimbulkan oleh rasa sakit dan sedih itu sampai ke
usus, akan menimbulkan kekembungan dan kekacauan dalam proses pencernaan.
Selain itu, sinyal-sinyal tersebut juga dapat sampai ke tangan dan kaki hingga
menimbulkan kesemutan, kelemahan, serta terserang penyakit saraf dan jiwa.
Sinyal-sinyal
listrik yang mendadak ini akan melewati pembuluh saraf, lalu diserap dan
dihalangi ketika berjalan-jalan menuju bagian-bagian tubuh. Perasaan nyaman,
sabar, iman, dan melakukan sholat ketika terjadi kesusahan dapat menguatkan
pembuluh saraf dan menyemangatkan fungsinya hingga mampu menghalangi perjalanan
semua sinyal menuju tubuh dan melindunginya dari bahaya sinyal-sinyal itu. Jika
pukulan bencana itu sangat kuat dan kesedihannya sangat dalam, otak akan
mengirimkan sinyal-sinyal yang melebihi kemampuan pembuluh hipotalamus ke
sistem-sistem di dalam tubuh agar tidak membahayakan kondisinya. Jika kelenjar
air mata bertambah aktif, akan menyemprotkan air mata yang mencuci mata.
Otot-otot rongga dada yang bergerak, baik ketika tertawa maupun menangis,
meningkatkan etos kerja paru-paru dan pada gilirannya akan bermanfaat dalam
proses pembersihan darah dari unsur karbondioksida. Sinyal-sinyal ini mungkin
bermanfaat menggerakkan sebagian otot wajah yang dibutuhkan dari waktu ke
waktu.
Demikianlah,
menangis dan tertawa adalah dua karunia yang berguna untuk menghalangi
perjalanan sinyal-sinyal berbahaya yang di atas kemampuan pembuluh hipotalamus
dan mengalihkannya ke organ-organ lain. Jika pekerjaan organ-organ ini
bertambah, justru bermanfaat bagi tubuh. Setiap manusia, sekuat apa pun iman
dan daya tahannya, sekali-kali harus menangis ketika tertimpa kesusahan untuk
mengalihkan limpahan sinyal-sinyal listrik mendadak yang tiba di otak.
Terkadang juga digunakan beberapa jenis obat penenang untuk membatasi sampainya
sinyal-sinyal berbahaya ini ke organ-organ tubuh. Akan tetapi, obat penenang
seperti ini tidak akan berkhasiat lagi setelah pengaruhnya habis. Seorang
manusia beriman tidak membutuhkan bius dan obat penenang seperti itu selama
tabah dalam menghadapi kesusahan dan rela terhadap ketentuan Alloh.
Keburukan
Tertawa
02:34
| Author: Janganlah Bersedih! Allah Bersama Kita
BANYAK
ketawa menjadikan hati semakin gelap dan tidak berseri. Lampu hati tidak
bersinar dan akhirnya terus tidak menyala. Hati juga tidak berfungsi lagi.
Nabi
Muhammad s.a.w melarang umatnya daripada tertawa yang melampaui batas. Ini
kerana banyak ketawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa ketawa
terbahak-bahak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.
Kenapa
dilarang ketawa terbahak-bahak? Dalam keadaan suka yang keterlaluan, hati kita
lalai dan lupa suasana akhirat dan alam barzah yang bakal kita tempuhi kelak.
Dunia
hanya tempat tumpangan sementara. Kita menuju ke alam yang belum tentu
menjanjikan kebahagiaan abadi. Sepatutnya kita berfikir bagaimana kedudukan
kita di sana, sama ada berbahagia atau menderita.
Berbahagia
di dunia bersifat sementara, tetapi di akhirat berpanjangan tanpa had.
Penderitaan di dunia hanya seketika, tetapi di akhirat azabnya berterusan dan
berkekalan.
Merenung
dan memikirkan keadaan ini cukup untuk kita menghisab diri serta menyedarkan
diri kita mengenai bahaya yang akan ditempuh.
Tertawa-tawa
di masjid menggelapkan suasana kubur, demikian ditegaskan oleh Rasulullah
s.a.w. Kita sedia maklum, kubur ialah rumah yang bakal kita duduki bagi tempo
panjang.
Kita
kesepian dan kesunyian tanpa teman dan keluarga. Kubur adalah satu pintu ke
syurga atau neraka. Betapa dalam kegelapan di sana, kita digelapkan lagi dengan
sikap kita yang suka terbahak-bahak di dunia.
Ketawa
yang melampaui batas menjadikan kita kurang berilmu. Apabila kurang ilmu, akal
turun menjadi kurang. Kepekaan terhadap akhirat juga menurun.
Nabi
pernah bersabda: Barangsiapa tertawa-tawa nescaya dilaknat akan dia oleh Allah
(Al-Jabbar). Mereka yang banyak tertawa di dunia nescaya banyak menangis di
akhirat.
Saidina
Ali sentiasa mengeluh: … jauhnya perjalanan.. . sedikitnya bekalan…
Dalam
hadis lain, Rasulullah bersabda, bermaksud: Barangsiapa banyak tertawa-tawa,
nescaya meringankan api neraka.
Kita
tidak pula dilarang menunjukkan perasaan suka terhadap sesuatu. Cuma yang
dilarang ialah berterusan gembira dengan ketawa berlebihan.
Sebaik-baik
cara bergembira ialah seperti yang dicontohkan oleh Rasullullah s.a.w. Baginda
tidak terbahak-bahak, tetapi hanya tersenyum menampakkan gigi tanpa bersuara
kuat.
Beberapa
sahabatnya pernah berkata: Ketawa segala nabi ialah tersenyum, tetapi ketawa
syaitan itu terbahak-bahak
makasih :)
BalasHapus